Oleh: Amir Machmud NS
SIMPANG BIJAK EMPU MANUKU
atas nama apa hatinya bersikeras
ikut menuntaskan Sambarabudara?
Rakai Pikatan yang tahu pertimbangannya
dalam lingkar kuasa Wangsa Syailendra
dia tunjukkan kepada Samaratungga
tulus pengabdian untuk sang mertua
meneruskan kerja Rakai Panangkaran
dalam citra kejayaan Budha
sang kesatria melangkah di simpang bijak
atas nama apa pula dia mendirikan Syiwaghra?
demi keseimbangan syiar Hindu di Jawadwipa
dia tunjukkan kepada wangsa Sanjaya
tak melupakan bakti agama
dia dituntun jejak hati
bersama Pramodyawardhani
menjaga Medang dengan cinta
membuka keragaman agama
di rerumpun beda wangsa
Baca juga: Tim Riset MTs NU Banat Kudus Raih 2 Medali Emas dan 2 Medali Perak di Ajang Internasional ISIF 2021
Baca juga: Agus Prayogo dan Pelari PON Papua Bakal Ramaikan Borobudur Marathon 2021
dalam cerdik visi politik
dipersembahkannya Candi Plaosan
untuk Sang Rani dalam iman Budha
menjadi altar pembuktian cinta
seleluasa itukah dia membangun penanding
cahaya Sambarabudara
membawa Candi Trimurti
menjulang ke langit dunia?
Sambarabudara berbalur cinta
lewat filosofi Gunadarma
berdarma memberi guna
menggaungkan simbol kebesaran Budha
dengan Gunadarma yang samakah
dia membangun Syiwaghra?
Empu Manuku melangkah di simpang bijak
memutuskan di simpang hati
mengusung gagasan
di simpang politik negara
lewat cinta disatukan dua wangsa
visi candi mendinginkan beda keyakinan
melahirkan mahakarya Sambarabudara
menjulangkan citra Prambanan
adilkah sejarah menepikan
posisi ketokohan Rakai Pikatan
dalam kebesaran Nusantara?
bahkan sejarah pun terasa meninggalkan
di simpang pengakuan.
(2020)
Baca juga: Malam-Malam Ivanka Slank Temui Ganjar, Bahas Entrepreneurship Anak Muda
Baca juga: Jateng Berangkatkan 10 KK Transmigran Akhir Tahun 2021
DIA TERUKIR DI BATU-BATU PENYAKSI
melanglang imajinasi
di antara keagungan mahkota raja-raja
di tengah mitos dan prasasti
terukir di batu-batu penyaksi
tanpa pupuh syair pemuja
di lontar resmi sejarah bangsa
menembus zaman di langit gagasan
Empu Manuku Rakai Pikatan
dengan angan cemerlang
mempertemukan keyakinan
agama bukan alas semangat
untuk mendikte dan menguasai
dengan cinta
dia membuka terang
melukis diksi hati
di dinding candi
menera rasa
di pucuk-pucuk karya
mengukir pesan waskita
demi bijak masa depan
Rakai Pikatan menyusun tanda
tentang kejayaan antarwangsa
Syailendra dan Sanjaya
bergandeng menuju muara
dengan cinta
dia ungkapkan welas asih sesama
candi hanya tanda
tentang ikhtiar batin manusia.
(2020)
-- Dua puisi di atas merupakan bagian dari Antologi Percakapan dengan Candi (2021) yang merupakan salah satu karya Amir Machmud NS di samping Tembang Kegelisahan (2020), Kematian, Setiap Kali (2021), dan Dari Peradaban Gunadarma (2021).
Puisi-puisi wartawan suarabaru.id asal Semarang ini juga tersebar di sejumlah antologi bersama dan beberapa media. Sejak 1994, dia tel;ah menerbitkan 20 buku jurnalist5ik, sepak bola, biografi tokoh, dan sastra.
Baca juga: Percakapan Mata
Baca juga: Lewat Kearifan yang Terbaca
Baca juga: Api Dari Kuburku
Baca juga: Sesisa cawan Kosong